PPC Iklan Blogger Indonesia

Sekedar Intermezzo .... " Ikhtilat Kenapa terjadi ?!?! "

Ass.wr.wb..

skedar intermezo, smg bermanfaat....

> "Dia ikhwan ya? Tapi kok kalau bicara sama akhwat dekat
sekali???," tanya seorang akhwat kepada temannya karena ia sering
m! elihat seorang aktivis rohis yang bila berbicara dengan lawan
jenis, sangat dekat posisi tubuhnya.
>
> "Mbak, akhwat yang itu sudah menikah? Kok akrab sekali sama
ikhwan itu?," tanya sang mad'u kepada murabbinya karena ia sering
melihat dua aktivis rohis itu kemana-mana selalu bersama sehingga
terlihat seperti pasangan yang sudah menikah.
>
> "Duh? ngeri, lihat itu? ikhwan-akhwat berbicaranya sangat
dekat??," ujar seorang akhwat kepada juniornya, dengan wajah
resah, ketika melihat ikhwan-akhwat di depan masjid yang tak jauh
beda seperti orang berpacaran.
>
> "Si fulan itu ikhwan bukan yah? Kok kelakuannya begitu sama
akhwat?," Tanya seorang akhwat penuh keheranan.
>
> Demikianlah kejadian yang sering dipertanyakan. Pelanggaran
batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat masih saja terjadi dan hal
itu bisa disebabkan karena:
> 1. Belum mengetahui batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat.
> 2. Sudah mengetahui, namun belum memahami.
> 3. Sudah mengetahui namun tidak mau mengamalkan .
> 4. Sudah mengetahui dan memahami, namun tergelincir karena lalai .
>
> Dan bisa jadi kejadian itu disebabkan karena kita masih sibuk
menghiasi penampilan luar kita dengan jilbab lebar warna warni atau
dengan berjanggut dan celana mengatung, namun kita lupa
menghiasi akhlak. Kita sibuk berhiaskan simbol-simbol Islam
namun lupa substansi Islam. Kita berkutat menghafal materi Islam
namun tidak fokus pada tataran pemahaman dan amal.
>
> Sesungguhnya panggilan 'ikhwan' dan 'akhwat' adalah panggilan
persaudaraan.
> 'Ikhwan' artinya adalah saudara laki-laki, dan 'akhwat' adalah
saudara perempuan. Namun di ruang lingkup aktivis rohis, ada
dikhotomi bahwa gelar itu ditujukan untuk orang-orang yang
berjuang menegakkan agama-Nya, yang islamnya shahih, syamil,
lurus fikrahnya dan akhlaknya baik. Atau bisa dikonotasikan dengan
jamaah. Maka tidak heran bila terkadang dipertanyakan ke-'ikhwanan' -
nya atau ke-'akhwatan' -nya bila belum bisa menjaga batas-
batas pergaulan (hijab) ikhwan-akhwat.
>
> Aktivis sekuler tak lagi segan !!!
> !
> Seorang ustadz bercerita bahwa ada aktivis sekuler yang berkata
kepadanya, "Ustadz, dulu saya salut pada orang-orang rohis
karena bisa menjaga pergaulan ikhwan-akhwat, namun kini mereka sama
saja dengan kami. Kami jadi tak segan lagi."
>
> Ungkapan aktivis sekuler di atas dapat menohok kita selaku jundi-
jundi yang ingin memperjuangkan agama-Nya. Menjaga pergaulan dengan
lawan jenis memang bukanlah hal yang mudah karena fitrah laki-laki
adalah mencintai wanita dan demikian pula sebalikn! ya. Hanya
dengan keimanan yang kokoh dan mujahadah sajalah yang membuat
seseorang dapat istiqomah menjaga batas-batas ini.
>
> Pelanggaran batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat
>
> Berikut ini adalah pelanggaran- pelanggaran yang masih sering
terjadi:
>
> 1. Pulang Berdua
> Usai rapat acara rohis, karena pulang ke arah yang sama maka
akhwat pulang bersama di mobil ikhwan. Berdua saja. Dan musik
yang diputar masih lagu dari Peterpan pula ataupun lagu-lagu cinta
lainnya.
>
> 2. Rapat Berhadap-Hadapan
> Rapat dengan posisi berhadap-hadapan seperti ini
sangatlah 'cair' ! dan rentan akan timbulnya ikhtilath. Alangkah
baiknya - bila belum mampu menggunakan hijab - dibuat jarak yang
cukup antara ikhwan dan akhwat.
>
> 3. Tidak Menundukkan Pandangan (Gadhul Bashar)
> Bukankah ada pepatah yang mengatakan, "Dari mana datangnya cinta?
Dari mata turun ke hati". Maka jangan kita ikuti seruan yang
mengatakan, "Ah, tidak perlu gadhul bashar, yang penting kan jaga
hati!" Namun, tentu aplikasinya tidak harus dengan cara selalu
menunduk ke tanah sampai-sampai menabrak dinding. Mungkin dapat
disiasati dengan melihat ujung-ujung jilbab atau mata semu/samping.
>
> 4. Duduk/ Jalan Berduaan
> Duduk berdua di taman kampus untuk berdiskusi Islam (mungkin).
Namun apapun alasannya, bukankah masyarakat kampus tidak ambil
pusing dengan apa yang
> sedang didiskusikan karena yang terlihat di mata mereka adalah
aktivis berduaan, titik. Maka menutup pintu fitn! ah ini adalah
langkah terbaik kita.
>
> 5. "Men-tek" Untuk Menikah
> "Bagaimana, ukh? Tapi nikahnya tiga tahun lagi. Habis, ana
takut antum diambil orang." Sang ikhwan belum lulus kuliah
sehingga 'men-tek' seorang akhwat untuk menikah karena takut
kehilangan, padahal tak jelas juga kapan akan menikahnya. Hal ini
sangatlah riskan.
>
> 6. Telfon Tidak Urgen
> Menelfon dan mengobrol tak tentu arah, yang tak ada nilai
urgensinya.
>
> 7. SMS Tidak Urgen
> Saling berdialog via SMS mengenai hal-hal yang tak ada
kaitannya dengan
> da'wah, sampai-sampai pulsa habis sebelum waktunya.
>
> 8. Berbicara Mendayu-Dayu
> "Deuu si akhiii, antum bisa aja deh?.." ucap sang akhwat kepada
seorang ikhwan sambil tertawa kecil dan terdengar sedikit manja.
>
> 9. Bahasa Yang Akrab
> Via SMS, via kertas, via fax, via email ataupun via YM.
Message yang disampaikan begitu akrabnya, "Oke deh Pak fulan,
nyang penting rapatnya lancar ! khaaan. Kalau begitchu.., ngga usah
ditunda lagi yah, otre deh :)." Meskipun sudah sering beraktivitas
bersama, namun ikhwan-akhwat tetaplah bukan sepasang suami isteri
yang bisa mengakrabkan diri dengan bebasnya.
> Walau ini hanya bahasa tulisan, namun dapat membekas di hati si
penerima ataupun si pengirim sendiri.
>
>
>
> 10. Curhat
> "Duh, bagaimana ya?., ane bingung nih, banyak! masalah begini ?
dan begitu, akh?." Curhat berduaan akan menimbulkan kedekatan,
lalu ikatan hati, kemudian dapat menimbulkan permainan hati yang
bisa menganggu tribulasi da'wah. Apatah lagi bila yang dicurhatkan
tidak ada sangkut pautnya dengan da'wah.
>
> 11 Yahoo Messenger/Chatting Yang Tidak Urgen
> YM termasuk fasilitas. Tidaklah berdosa bila ingin menyampaikan
hal-hal penting di sini. Namun menjadi bermasalah bila topik
pembicaraan melebar kemana-mana dan tidak fokus pada da'w! ah
karena khalwat virtual bisa saja terjadi.
>
> 12. Bercanda ikhwan-akhwat
> "Biasa aza lagi, ukhtiii? hehehehe," ujar seorang ikhwan sambil
tertawa. Bahkan mungkin karena terlalu banyak syetan di
sekeliling, sang akhwat hampir saja mencubit lengan sang ikhwan.
>
> Dalil untuk nomor 1-5:
> a. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah
dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan
seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang
ketiganya ialah syaitan." (HR.Ahmad)
>
> b. Allah SWT berfirman, "Katakanlah kepada orang laki-laki yang
beriman,
> 'Hendaknya mereka menahan pandangannya dan memelihara
kemaluannya? ?"
> (QS.24: 30)
>
> c. Allah SWT berfirman, "Katakanlah kepada wanita yang beriman,
>
> 'Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara
kemaluannya! ??" (QS.24: 31)
>
> d. Rasulullah SAW bersabda, "Pandangan mata adalah salah
satu dari panah-panah iblis, barangsiapa menundukkannya karena
Allah, maka akan dirasakan manisnya iman dalam hatinya."
>
> e. Rasulullah saw. Bersabda, "Wahai Ali, janganlah engkau ikuti
pandangan yang satu dengan pandangan yang lain. Engkau hanya
boleh melakukan pandangan yang pertama, sedang pandangan yang kedua
adalah resiko bagimu." (HR Ahmad )
>
> Dalil untuk nomor 6-12:
> "... Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga
berkeinginanlah orang yang ada penyakit di dalam hatinya..." (Al
Ahzab: 32)
>
> Penutup
>
> Di dalam Islam, pergaulan laki-laki dan perempuan sangatlah
dijaga.
> Kewajiban berjillbab, menundukkan pandangan, tidak khalwat
(berduaan), tidak ikhtilath (bercampur baur), tidak
tunduk dalam berbicara (mendayu-dayu) dan dorongan Islam untuk
segera menikah, itu semua adalah penjagaan tatanan kehidupan
sosial muslim agar terjaga kehormatan dan kemuliaannya.
>
> Kehormatan seorang muslim sangatlah dipelihara di
dalam Islam, sampai-sampai untuk mendekati zinanya saja sudah
dilarang. "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk."
>
> (QS. Al Isra:32).
>
> Pelanggaran di atas dapat dikategorikan kepada hal-hal yang
mendekati zina karena jika dibiarkan, bukan tidak mungkin akan
mengarah pada zina yang sesungguhnya, na'udzubillah.
>
> Maka, bersama-sama kita saling menjaga pergaulan ikhwan-
akhwat. Wahai akhwat?., jagalah para ikhwan.
>
> Dan wahai ikhwan?., jagalah para akhwat. Jagalah agar tidak
terjerumus ke dalam kategori mendekati zina.
>
> "Ya Rabbi?, istiqomahkanlah kami di jalan-Mu. Jangan
sampai kami tergelincir ataupun terkena debu-debu yang dapat
mengotori perjuangan kami di jalan-Mu, yang jika saja Engkau tak
tampakkan kesalahan-kesalahan itu pada kami sekarang, niscaya
kami tak menyadari kesalahan itu selamanya.
>
> Ampunilah kami ya Allah.... Tolonglah kami membersihkannya
hingga dapat bercahaya kembali cermin hati kami. Kabulkanlah ya
Allah.... "

"Hidup bermanfaat untuk dunia berguna untuk akhirat"

0 comments: