PPC Iklan Blogger Indonesia

Hidup ini harus memilih

Setiap individu ini harus melakukan pilihan. Pilihan itulah yang nantinya akan mendasari seluruh proses kehidupannya. Tidak seorang muslim atau mukminpun yang dalam posisi tidak memilih.Ia harus menentukan pilihannya. Dan, atas pilihannya itulah, yang akan menentukan nasib manusia, kelak ketika ia sudah meninggalkan dunia yang fana ini.

Seperti kisah di bawah ini......

Seseorang menemukan kepompong seekor kupu-kupu. Suatu hari lubang kecil muncul orang itu duduk dan mengamati dalam beberapa jam ketikakupu-kupu itu berjuang memaksa dirinya melewati lubang kecil itu.Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannyakupu-kupu itu telah berusaha semampunya dan tidak bisa lebih jauh lagi.

Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya, ia mengambil sebuah gunting dan memotong kekangan sisa dari kepompong itu. Kupu-kupuitu keluar dengan mudahnya namun kupu-kupu itu mempunyai tubuh yang gembung dan kecil serta sayap-sayapnya mengkerut.
.
Orang tersebut terus mengamatinya karena ia berharap pada suatu saat sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga akan mampu menopang tubuh kupu-kupu itu yang mungkin akan berkembang.

Namun semuanya tidak akan pernah terjadi karena kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya dengan merangkak dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. Kupu-kupu itu tidak pernah bisa terbang.
.
Yang tidak pernah bisa dimengerti dari kebaikan orang itu adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil adalah jalan Allah memaksakan cairan dalam tubuh kupu-kupu itu sehingga masuk ke dalam sayap-sayapnya sedemikian rupa sehingga ia bisa terbang begitu ia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.

Dari cerita itu bisa aku ketahui bahwa perjuangan adalah hal yang aku perlukan dalam hidup. Jika Allah membiarkan aku hidup tanpa hambatan, itu mungkin melumpuhkan aku. Aku mungkin tidak sekuat yang semestinya aku mampu. Aku mungkin tidak pernah dapat terbang untuk menuju impianku atau tujuan hidupku.

Ya Begitulah Kehidupan...... Hidup ini harus memilih.

Manusia akan mendapatkan ‘reward’ dan ‘funishment’ oleh Allah Azza Wa Jalla berdasarkan keputusan dalam menentukan pilihannya itu.

Kehidupan ini sudah memberikan pelajaran yang konkrit dan jelas, terutama bagi manusia, yang senantiasa mau berfikir, dan memikirkan, khususnya atas fenomena alam semesta. Seperti pergantian waktu.

Ada waktu siang yang terang, dan ada waktu malam yang gelap. Ada terang karena sinar matahari, dan ada gelap ketika matahari sirna oleh datangnya malam. Maka, ketika datangnya fajar di pagi hari itulah, yang dinamakan datangnya kehidupan.

Dan, selalu dimulai dengan mengingat Allah Ta’ala melalui takbir, tahlil dan tahmid. Manusia melangsungkan kehidupan dan beraktifitas, ketika ada sinar (cahaya), dan adanya sinar ini, alam menjadi terang. Manusia di malam yang gelap dapat melakukan berbagai aktifitas, tapi itu sifatnya sangat terbatas, dan tetap saja membutuhkan sinar cahaya.

Dalam kehidupan ini ada pilihan-pilihan. Ada al-haq dan al-bathil. Ada kafir ada mukmin. Ada amanah dan khianat. Ada sidiq ada kadzib (dusta). Ada halal dan haram. Ada baik ada buruk. Ada hisbullah dan hisbussyaithon.

Ada lagi sejumlah karakter di dalam kehidupan yang dapat diambil sebagai ibroh (pelajaran) bagi manusia. Ada kikir, tamak, dan orientasi hidupnya hanya berdasarkan syahwat, dan kenikmatan dunia. Tapi, ada jenis manusia tidak tamak, dan zuhud terhadap kehidupan dunia, serta bersikap hati-hati. Maka, manusia harus memilih diantara yang ada dalam kehidupan.

Allah Ta’la berfirman : “Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barangsiapa ingkar kepada Toghut, dan beriman kepada Allah, maka sungguh, di telah berpegang teguh tali yang sangat kuat yang tidak akan putus “ (Al-Baqarah) .

Jadi manusia diberi kebebasan oleh Allah Ta’ala untuk memilih sesuai dengan pemahaman atas realitas kehidupan ini, dan menentukan pilihannya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Tapi, setiap pilihan akan mempunyai implikasi bagi kehidupannya. Tak ada pilihan yang sifatnya netral bagi manusia.

Ia harus menegaskan posisinya selama di dunia ini. Karena, ketika manusia sudah menentukan pilihan dan menetapkan posisinya, maka keputusannya menentukan pilihan itu akan menyebabkan manusia mendapatkan ‘jaza’ (balasan) di akhirat nanti. Lebih ekplisit lagi, bagi orang-orang yang dengan pilihan itu, menjadikan Allah itu sebagai tujuan hidupnya.

Seperti dikatakan oleh Allah Ta’ala : “Allah pelindung orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindung nya adalah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka adlah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya” (Al-Baqarah) .

Jadi ayat itu, menunjukkan pada posisi masing-masing atas pilihan manusia, yang mukmin dan kafir,sekaligus, apa yang nantinya akan didapatkan atas pilihan yang mereka lakukan itu.

Seperti halnya, Nabiullah Ibrahim Alaihissalam, melakukan pilihan yang sangat fundamental dalam kehidupannya. Apakah ia tetap bersama para penyembah patung? Atau meninggalkan
para penyembah patung, dan hanya beribadah kepada Allah Ta’ala.

Nabiullah Ibrahim Alaihissalam, juga harus memilih bersama ayahnya (Azhar) yang masih menyembah patung, atau meninggalkan ayahnya. Ibrahim Alaihissalam memilih meninggalkan ayahnya yang mencintai patung, sebagi bentuk kemusyrikan, dan mendurhakai Allah Ta’ala. Patung tidak dapat meninggikan derajat manusia, dan tidak layak lagi mendapatkan peribadahan dari manusia.

Manusia harus meninggalkan ‘ilah-ilah’ (tuhan-tuhan) , dan hanya memiliih Allah Azza Wa Jalla, sebagai Tuhannya, dan meniadakan seluruh eksistensi ‘ilah-ilah’ yang akan menjadi padanan dari Allah Rabbul Alamin. Pengakuan la ilaha illa-llah, pasti akan membuat manusia memiliki posisi yang jelas bagi kehidupannya.

Bukan mengabdi kepada ‘ilah-ilah’ yang sesungguhnya sangatlah lemah, dan tidak memiliki kemampuan apa-apa bagi manusia. Maka, memilih dan hanya mengabdi kepada Allah Ta’ala itu, akhirnya dapat membebaskan manusia dari penghambaan manusia lainnya.

Manusia yang sudah memilih Allah Azza Wa Jalla itu, sebagai tujuan akhir kehidupannya, maka ia akan terbebas dari segala bentuk perbudakan, dan akan mendapatkan kebahagiaan, kebebasan dalam arti yang sungguhnya. Tidak lagi kehidupan mereka diekploitasi oleh ‘ilah-ilah’ yang menggunakan atribut duniawi, yang sangat tidak berarti.

Seharusnyalah orientasi kehidupan manusia itu, diarahkan untuk memilih kepada al-haq, bukan kepada al-bathil. Bukan memilih atribut-atribut yang menyesatkan dan menjerumuskan manusia ke dalam kehidupan yang celaka dan hina.

Jadi, kewajiban kita bukan memilih bikinan-bikinan manusia, yang nisbi, yang relative, yang terbatas oleh ruang dan waktu, dan penuh dengan kepalsuan, kekotoran, kebohongan, dan hanya berorientasi kepada hawa nafsu.

Manusia harus memilih segala kehidupan yang didasari oleh nilai-nilai Ilahiyah, yang dapat menyelamatkan hari depan umat manusia. Jangan pilihan yang kita lakukan justru membuat diri kita menjadi hina dihadapan Allah Azza Wa Jalla. Kita menginginkan kemuliaan disisi-Nya, kelak sesudah meninggalkan dunia yang fana ini.

Jadi, bagaimana dengan kita saat ini. Apakah membiarkan dakwah di SMAN 94 seperti ini atau ingin ada suatu perubahan. Hanya kitalah yang dapat menjawabnya.....
Wallahu ‘alam

Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]

2 comments:

Anonim mengatakan...

Ternyata hidup ini harus memilih.....
Bagaimana teman-teman kapan kita mengaktifkan kembali dakwah di SMAN 94.

Anonim mengatakan...

kenapa masih sepi aja da'wah iari, padahal kita mempunyai kesibukan yang lama (kan udah ada tausiyahnya bahwa hidup ini harus memilih)